Sabtu, 04 Agustus 2012



1236 views

budak mist eva

BUDAK MIST EVA
by Spiderz Bound on Sunday, October 31, 2010 at 10:15pm
Awal perkenalanku dengan mist  eva sebenarnya secara tidak sengaja dan iseng aja dari dunia maya. Waktu itu aku sedang chat di room bandung , setelah aku lihat2 pengunjung room chat aku lihat ada nick yang mengundang perhatianku yaitu ce-cari –brondong-virgin.  Iseng-iseng aku klik nicknya dan dia merepylnya. Dari situ dia mengaku cewe berumur  26 tahun yang sedang mencari remaja pria yang masih virgin untuk memuaskanya, awalnya agak aneh juga ko cewek malah cari cowok yang masih virgin emang ketahuan apa kalo laki-laki virgin itu gimana pikirku.
Dia bersedia memberikan sejumlah uang atau memberi hape seri terbaru kalo cocok tapi dengan syarat harus mau melakukan apapun untuk memuaskannya.  Sebenarnya awalnya aku hanya penasaran dan sekedar tanya-tanya apalagi aku belum pernah berhubungan intim sperti itu. Paling banter paling Cuma ciuman dan pegang-pegang punya mantan cewekku.  Aku pikir ini juga tidak akan serius jadi iseng-iseng aku kasih  alamat facebookku. Setelah dia melihat fbku dengan sederet foto narsisku ternyata dia merespon positif dan minta nomer telp hapeku. Memang kata orang aku lumayan cakep dan imut, bahkan aku pernah masuk 40 besar lomba coverboy majalah remaja di jakarta. Setelah melihat profilnya akhirnya aku kasih juga nomer hapeku. Dari foto yang terpasang dia ternyata seorang wanita keturunan chinese, lumayan cantik dengan rambut panjang. Namanya eva.
Singkat cerita Setelah sekian lama tetpon-telponan,smsan, dan chat  dan dia rasa aku tidak membohonginya dengan profil dan foto palsu akhirnya dia mengajak kencan. Tapi justru aku yang bingung dan takut menemuinya karena dia lebih dewasa dari aku. Aku juga pernah beberapa kali ketemuan dengan teman dari dunia maya tapi masih seumuranku dan Cuma sebatas untuk hank out bareng.  Saat ini aku masih sekolah kelas 3 di sebuah sekolah swasta .  tapi karena tergiur dengan janjinya akan diberi hape terbaru akhirnya aku beranikan diri untuk ketemuan di sebuah mall ternama di bandung. Apalagi dari obrolan di telefon sepertinya orangnya asyik pikirku.
Sabtu siang itu aku menemuinya di foodcourt mall.  Agak canggung juga awalanya tapi setelah diselingi dengan candaannya akhirnya aku tidak lagi grogi. Kemudian aku juga dipesankan makanan dan minuman. Sosoknya tidak jauh beda dengan di fotonya dan terlihat cantik dengan baju yang modis. Dari tatatapanya sepertinya dia menyukaiku. “ gimana vino, serius ga kamu mo kencan ntar?” Tanyanya.
“ tapi aku belum pernah ka” kataku polos.
“tenang aja ntar kaka ajarin ko” katanya sambil bercanda
Akhirnya aku nekat untuk ikut pulang denganya. Antara perasaan deg-degan dan takut melanda hatiku . setelah selesai makan kami langsung menuju tempat parkiran. Rupanya dia memakai mobil lumayan mewah menandakan kalo dia memang orang berduit.
Sekitar 30 menit mobil melaju kerumahnya di pinggiran kota bandung. Rumahnya berada di perumahan elit di kawasan ini. Aku kemudiandisuruh menunggu di ruang tamu. Agak canggung aku mencoba melihat sekeliling rumah yang sepertinya sepi dan tidak ada orang lain.
Tidak berapa lama ka eva dating dengan membawa segelas minuman dingin. Kemudian kami ngobrol basa basi sambil aku meminum minuman yang disajikan.  Tapi tidak berapa lama aku menghabiskan minuman itu aku merasa kepalaku pusing dan pandanganku kabur setelah itu aku tak tahu lagi.
Saat aku sadar dan membuka mata aku benar-benar terkejut.  Tak ada selembar benang pun yang menempel di tubuhku. Aku benar-benar bugil. Dan yang lebih membuatku takut karena aku tidak bias menggerakan tangan dan kakiku yang terikat di sebuah tiang di dalam ruangan. Pergelangan Kakiku terikat menyatu dengan tiang sementara kedua tanganku terikat terentang ke atas. Dan aku juga tidak bisa mengeluarkan suara karena ada suatu benda seperti bola yang menyumbat mulutku dengan tali yang mengikat ke belakang kepalaku. Aku mencoba meronta tapi tali-tali ini terlalu kuat. Aku yakin ini perbuatan ka eva tapi kenapa? Pikirku… bukankah tadi ka eva begitu baik dan tidak ada gelagat untuk menyakitiku. Aku mencoba memanggilnya tapi hanya suara2 tidak jelas yang keluar dari mulutku yang tersumbat.
Setelah beberapa saat barulah pintu ruangan terbuka. Dan benar saja ka eva yang datang. Tapi kali ini dengan penampilan berbeda. Dia memakai celana ketat hitam seperti dari kulit, begitu juga atasanya dengan bagian payudara yang sedikit menyembul dari balik pakaiannya. Sungguh sexy! Tapi tidak saat ini. Aku Cuma perlu penjelasan dari ka eva kenapa aku diperlakukan seperti ini.
Dengam tenang dia mendatangiku. Langkahnya terdengar dari suara sepatu hak tingginya. Setelah sampai di depanku dia tersenyum memandangiku. “ hmmm sudah bangun rupanya slave”
Aku mencoba meronta minta untuk dilepaskan smbil mulutku mencoba berbicara.
“ kamu bingung slave dengan apa yang terjadi?” tanyanya. Aku angguk-anggukan kepalaku.
Aku jelasin yah. Ini adalah permainan bdsm dan kamu disini hanyalah seorang slave atau budak yang harus mematuhi perintah mistress. Kamu ingat kan kalo syarat untuk memuaskanku harus mau melakukan apapun? Yah inilah maksudnya.” Katanya. Dia lalu mengambil camera digital memfoto dan merekam tubuh telanjangku yang terikat di tiang. Aku benar-benar takut setelah mendengar penjelasanya. Sepertinya ka eva seorang psikopat yang punya kepribadian ganda, pikirku. Aku meronta berusaha melepaskan diri dan mencoba menjelaskan padanya kalo aku tidak bersedia dan ingin dilepaskan tapi sia-sia saja.
“kenapa? Kamu takut? Semakin kamu meronta aku semakin suka melihatnya. Benar-benar membuatku bergairah…. Dari pertama kali melihat fotomu aku yakin kamulah calon korban yang ideal untuk jadi bonekaku” ucapnya sambil tangannya memegangi daguku.
“mulai sekarang  kamu adalah budakku! Dan panggil aku mist eva! Paham?” katanya. Karena posisiku yang tidak bias melawan aku hanya bisa menganggukan kepalaku.
“Badan kamu kurus dan wajah kamu imut jadi pasti cocok kalo jadi boneka mainanku ntar” ucapnya sambil tangannya mulai menggerayangi seluruh badan telanjangku dan mulai memegangi penisku.  Sedikit sentuhan saja dari tangannya yang halus sudah cukup membuat penisku bangun dan langsung tegak berdiri, ditambah lagi karena rasa takut yang menyelimutiku. Sementara aku hanya bisa pasrah saat tangannya memainkan penisku.
“enak kan?” katanya lagi meledeku yang memang terasa nikmat penisku dikocok-kocokin.
“ tapi jangan senang dulu, kamu disini untuk memuaskanku jadi bukan kamu yang keenakan! Dan aku paling suka kalo melihat cowok cakep yang tidak berdaya dipermainkan” ucapnya. Dia menuju ke sebuah lemari kecil dan mengambil sesuatu. Aku gemetaran ketika dia ternyata mengambil sebuah gunting dan alat pencukur. Aku takut kalo aku akan dibunuh dan dimutilasi pikirku. Aku hanya bisa memejamkan mata dan berdoa.
Apalagi ketika dia memegangi penisku lagi. Aku piker dia akan memotongnya. Aku benar-benar ketakutan. Tapi ternyata dia memegangi rambut di sekitar kemaluanku dan mengguntingnya. Hhhmm aku sedikit lega karena ternyata dia hanya mencukur bulu kemaluanku dan menghaluskanya dengan alat cukur.  Begitu juga demgan bola pelerku juga dicukur halus. Setelah semuanya rata, lalu dibersihkan dengan handuk basah. Dan entah kenapa penisku tetap tegang berdiri selama proses pencukuran itu. Sekarang penisku terlihat halus mengkilat tanpa rambut satupun tersisa.
“Kamu suka kan slave, kontolnya dicukur bersih gini?” Tanya mist eva. Aku hanya diam saja.
“Heeh budak!  Jawab kalo ditanya!” ucapnya keras sambil tangannya meremas penisku. Spontan aku angguk-anggukan kepalaku karena sakit. “ awas kalo diulangi lagi dan tidak patuh, mist tidak akan segan-segan menghukum kamu! Ngerti?” katanya lagi yang langsung aku jawab dengan menganggukan kepalaku. “kalo jadi bonekaku seluruh badan kamu harus smooth jadi smua bulu badan kamu harus dicukur” ucapnya sambil tangannya mulai mencukur bulu ketiakku.
Setelah semua rambut ketiakku dicukur mulus, mist eva  jongkok di depanku dan mulai memegangi kakikku. “kaki kamu juga harus mulus demi penampilan kamu nanti” aku coba protes karena kaki kan pasti kelihatan kalo lagi pake celana pendek pasti akan malu kalo kaki terlihat mulus dicukur. Apalagi  saat ini rambut di kakiku sudah tumbuh  lebat. Tapi mist eva tidak menghiraukanku. Dia mulai mencukur bulu-bulu kakiku. Agak lama juga mist eva mencukur bersih semua bulu kakiku. Selelah membersihkan dengan handuk basah dia terlihat puas melihat tubuh telanjangku yang sekarang benar-benar mulus tanpa bulu badan.
Lalu mist eva kembali ke lemari kecil tadi untuk menaruh gunting dan alat cukur. Terlihat dia dating membawa sebuah kotak. “ sekarang untuk menguji kepatuhan kamu, kamu perlu dihukum supaya bisa patuh dan selalu menuruti perintahku. “ katanya sambil tangannya mulai memainkan puting susuku. Dari dalam kotak dia mengambil sebuah jepitan jemuran dan menjepitkanya ke puting susuku.
“ emmmpphhhh” jeritku tertahan ballgag di mulutku  karena rasanya sakit sekali. Aku meronta supaya mist eva melepaskan jepitanya tapi dia tidak menghiraukanya. Justru jepitan satu lagi dijepitkan ke putting sebelahku.  Kali ini aku benar-benar meronta tak terkendali.
“ tenang slave kalo tidak ingin sakit” ucap mist eva kalem. Enak bicara seperti itu karena bukan dia yang dijept pikirku. Aku  mencoba tenang dengan menggigit ballgag yang menyumbat mulutku. Setelah bebrapa saat rasa sakitnya berkurang. Tapi mist eva tidak berhenti sampai disitu. Dia kembali menjepit bagian perut di bawah puting susuku beberapa buah memanjang sampai  ke pinggangku. Aku gigit ballgag kuat-kuat setiap  jepitan menempel di tubuhku untuk menahan sakit. Sekarang ada 10 buah jepitan yang menjepit badanku. Aku mencoba memohon mist eva untuk melepaskan jepitanya tapi dia malah tersenyum puas melihat penderitaanku.  Aku pikir akan sia-sia aku mencoba memohon untuk dilepaskan jadi aku tahan semampuku.
Tapi rupanya belum puas juga mist eva melihat penderitaanku. Dia mengambil seutas tali dan mengikat batang penisku yang masih tegang, begitu pula dengan biji pelerku. Lalu ujung tali yang tersisa diikatkan dengan beban timbangan 1 kg untuk  beban di penis dan pelerku menambah sakitku. Karena sekarang ada beban yang mengikat penisku. Belum cukup sampai disitu, mist eva mengikat ujung penisku kuat-kuat dan kedua ujung talinya diikatkan ke dua jepitan yang menjepit putting susuku.
“mmmmmmppppphhh” kali ini aku benar2 kesakitan karena jepitan yang menjepit putingku tertarik tali yang mengikat ujung penisku. Tapi justru mist eva semakin puas memandangiku. Aku coba  diam dan memejamkan mata untuk menahan sakit. Karena semakin aku banyak bergerak  semakin sakit rasanya. Rupanya mist eva tahu dan dia mulai meraba bagian tubuhku di sekitar puting  membuatku gelinjingan menahan sakit. Bahkan mist eva menjilati tubuhku. Sedikit sentuhan di sekitar jepitan saja sudah tarasa sakit dan perih apalagi ketika kemudian mist eva memainkan jepitannya. Aku menjerit tertahan sumbatan mulutku. ” aemmmpphhhhhh!!!!!!” mist eva tersenyum puas. Lalu menambah beberap jepitan di penis dan biji pelerku.
Aku semakin takut ketika mist eva mengambil sebuah lilin dan menyalakannya. Tanpa ragu-ragu dia lalu meneteskannya tepat di batang penisku. Spontan aku menggerakan penisku karena panas lilin yang menempel di penisku. Tapi justru puting susuku yang juga terasa sangat sakit karena tertarik tali yang mengikat ujung penisku. Belum lagi biji pelerku yang sakit menahan beban timbangan yang terikat. Jadi aku tahan dan tetap diam ketika tanpa ampun mist eva meneteskan lelehan lilin panas ke penisku. Rasanya sungguh tak terkira.  Setelah beberapa lama penisku terlihat tertutup olehlelehan lilin panas. Tahu dengan sikapku mist eva lalu menarik dan menggoyangkan beban timbangan yang tergantung dari biji pelerku ke kiri kanan tanpa bisa aku cegah. Menambah penderitaan yang kualami.
Setelah bebrapa saat aku terdiam sambil terus menggigit ballgag untuk menahan rasa sakit. Mist eva kembali mendatangiku. Aku sedikit lega ketika mist eva membuka lapisan lilin yang tercetak di penisku dan melepaskan jepitan yang menjepit batang penisku. Sakitnya bukan main ketika jepitan itu dilepaskan. Aku piker mist eva akan segera melepaskanku tapi ternyata tidak juga melepas tali yang mengikat di ujung penisku. Penisku hanya dibersihkan dengan handuk basah. Entah kenapa penisku tetap tegang selama penyiksaan ini.
Mataku terbelalak kaget ketika mist eva mengambil sebuah balsam geliga merah super  panas. Rupanya dia masih senang melihat penderitaanku dan tidak berniat mengakhirinya sekarang. Benar saja kekhawatiranku terbukti. “ini akan membuat kamu semakin keenakan” katanya . Dengan tenang mist eva mengoleskan balsam super panas itu ke seluruh penis dan biji pelerku. Kontan saja aku langsung merasakan panas di penis dan pelerku dan aku yakin ini akan bertambah panas.  Setelah puas mengoleskannya mist eva membersihkan tangannya dengan handuk dan mulai mengambil gambarku dengan kameranya.
Benar saja tidak berapa lama efek balsam itu mulai terasa dan aku merasakan penis dan pelerku seperti terbakar karena sangat panas. Benar-benar aku tidak kuat menahanya sampai aku meronta tak terkendali berharap mist eva mau mengasihaniku smpai aku menangis dan menjerit tetapi tertahan. Tapi mist eva tetap tidak peduli dengan penderitaanku,justru dia tersenyum puas.  yang kurasakan justru semakin sakit di putingku karena jepitan di putingku yang terikat tertarik penisku. Ditambah  sakit di pelerku karena beban yang terikat bergoyang-goyang. Aku menggigit kuat-kuat ballgag mencoba untuk diam tapi tidak bisa karena penisku semakin terasa panas dan ingin terus aku gerakan. Sementara mist eva terus saja asyik merekamku dengan kameranya.
“ selamat menikmati yah slave, mist tinggal dulu”  kata mist eva setelah puas merekamku.  Aku semakin meronta karena takut ditinggalkan sendiri dalam keadaan kaya gini tapi tetap  mist eva melangkah meninggalkan ruangan yang mirip seperti gudang ini dan meninggalkanku sendirian dalam keadaan tersiksa. Aku benar-benar tidak kuat dengan panas di penisku dan sakit di jepitan tubuhku.
BUDAK MIST EVA PART 2
by Spiderz Bound on Wednesday, November 3, 2010 at 6:14pm
Aku menangis karena tidak kuat menahan rasa panas di penisku, sakit dan perih di badanku karena jepitan dan juga rasa mulas karena sakit di pelerku yang tergantung beban berat. Benar2 sebuah siksaan yang tak pernah aku bayangkan sebelumnya. Aku terus menggigit ballgag untuk sebisa mungkin menahan sakit dan tidak banyak bergerak . setelah beberapa lama tersiksa panas di penisku sedikit berkurang tapi tetap saja aku tersiksa.
          Sekian lama barulah aku dengar pintu ruangan terbuka dan mist eva mendatangiku.
“gimana slave? Enak kan?” aku  menggelengkan kepala dan memohon dilepaskan.
“ini untuk pelajaran biar kamu selalu mematuhi perintahku dan mist tidak akan main-main” jelasnya.
Akhirnya dia melepaskan tali yang mengikat peler dan batang penisku. Terasa lega ketika berat beban di pelerku dilepaskan. Kmdn tali yang mengikat ujung penisku juga dilepaskan, begitu juga tali yang mengikat jepitan di putingku. Tapi begitu jepitan dilepaskan sakit yang teramat sangat kurasakan smpai aku gigit ballgag kuat2 dan kupejamkan mata. Demikian seterusnya setiap jepitan dilepaskan terasa sakit tak terkira. Akhirnya semua jepitan dilepaskan dan mist eva dengan penuh perhatian membersihkan bekas jepitan dan ikatan dengan handuk hangat.
          Sekarang mist akan melepaskan ikatan kamu tapi jangan coba-coba untuk berbuat bodoh kalo kamu tidak ingin celaka. Mist sudah tau dimana kamu tinggal dan mist punya banyak kenalan jadi gampang saja menyuruh orang untuk menculik kamu kalo kamu berbuat bodoh. Mist juga sudah mengcopy semua phonebook kamu jadi jangan macam-macam!” ancamnya. Ternyata dia sudah merencanakan semuanya pikirku.
          Tali yang mengikat kakiku kemudian dilepaskan, begitu juga tali yang mengikat tanganku ke atas. Pegal semua rasanya seluruh badanku setelah sekian lama terikat. Tapi kembali tanganku diikat ke belakang di pergelangan tanganku. “ mist akan buka sumbatan mulut kamu tapi jangam bicara yang tidak perlu kalo tidak ingin dihukum.” Ucapnya sambil membuka ballgag yang sekian lama menyumpal mulutku.  Pegal rasanya bahkan aku susah untuk menutup mulutku karena terlalu lama terbuka. Mist eva lalu membawaku keluar ruangan. Agak susah juga aku berjalan setelah lama terikat.
          Ternyata aku dibawa ke kamar mandi dan karena tanganku yang terikat ke belakang mist eva lah yang memandikanku dan menyabuni tubuh telanjangku dengan lembut. Benar-benar kontras dengan apa yang tadi dilakukanya padaku. Aku pikir memang mist eva punya kepribadian ganda.  Tak lupa dia menyabuni  bagian tubuh sensitifku sampai memainkan penisku dengan menggenggam batang penisku maju mundur. Rasanya sungguh nikmat, aku hanya memejamkan mata menikmatinya.
          Cukup lama mist eva memainkan penisku sampai  detak nafasku semakin memburu menandakan aku menikmati perbuatanya. rupanya mist eva mengetahui kalo aku hamper orgasme dan seketika menghentikan kocokanya. Aku sungguh kecewa karena hampir saja aku orgasme tapi tidak jadi karena mist eva mengguyurku dengan air dingin. Rupanya mist eva memang Cuma ingin mempermainkanku.
          “belum saatnya kamu nikmati permainan ini, tunggu saja. “ katanya singkat.
Setelah tubuhku bersih dari air sabun mist eva mengeringkan tubuhku dengan handuk lalu membawaku keluar kamar mandi. Rupanya aku dibawa ke kamar tidurnya karena  dari desain kamarnya menandakan itu kamar cewek. “ sekarang waktunya makeover untuk jadi bonekaku” ucapnya. Aku tidak tahu apa maksud mist eva dari awal untuk menjadikanku bonekanya tapi aku hanya diam duduk di tepi tempat tidur sementara mist eva mengambil sesuatu dari lemarinya.
          Aku heran ketika dia dating tidak membawa pakaianku tapi malah membawa beberapa lembar kain berwarna merah menyala. “ waktunya berpakaian” katanya sambil mengambil sebuah celana dalam cewek.  Spontan aku menolaknya  “ mist, aku kan bukan banci. Aku ga mau pake itu” ucapku lugu karena menurutku akan sangat memalukan kalo cowok memakai celana dalam cewek. Tapi “ plaaaak” tiba-tiba mist eva menamparku keras sekali sampai aku terjatuh.
          “ kamu inget kan, kalo kamu disini hanya seorang budakku. Jadi harus patuh semua perintahku tanpa membantah! Ingat itu!!! Atau kamu mau dihukum lagi yang lebih berat?”  Cerocosnya ketus.
“ tidak mist, ampuun.” Jawabku terbata-bata sambil masih terduduk di lantai.
‘cepet nurut pake ini” aku segera bangun dan mist eva memakaikan celana dalam cewek warna merah menyala yang ketat dan sexy dengan model berenda dan di tengah juga ada hiasan kupu. Benar-benar membuatku malu memakainya.  Modelnya juga mini yang hanya pas menutup penisku saja.
“ tuh kan kamu lucu pake ini” kata mist eva meledekku. Aku diam tertunduk malu. Kmdn dia mengambil sebuah benda yang dijepitkan di putingku. “ aaawhh” jeritku spontan karena memang sakit apalagi sakit bekas jepitan tadi juga belum hilang. Jepitannya berbentuk pipih dan melekat erat di putting susuku. Begitu pula putting satuku juga dijepit. Mist eva lalu mengambil sesuatu dan memamerkanya padaku. Kamu pasti lucu kalo pake ini. Kata mist eva sambil menempelkanya di dadaku. Sebuah benda sangat mirip payudara cewek sepertinya terbuat dari bahan karet karena lentur. Lalu mengaitkan talinya ke punggungku. Semakin membuatku malu karena sekarang ada buah payudara montok menempel di dadaku. Mist eva lalu  mengelus dan meremas payudara palsuku membuatku merintih karena sakit di putingku yang terjepit.
          Entah apa yang akan direncanakan mist eva tapi sepertinya dia berniat mendandaniku dengan pakaian cewek untuk mempermainkan dan mempermalukanku. Aku tak berani menolak ketika mist eva membuka ikatan di tanganku dan memakaikan bra dengan warna dan model yang sama dengan celana dalam yang kupakai saat ini. Ada pikiran untuk melawan dan kaburtapi aku tidak tahu jalan keluar, apalagi ingat dengan ancaman mist eva membuat ciut nyaliku.
“jangan berpikir macam-macam kalo ingin selamat” ucap mist eva yang sepertinya bias membaca pikiranku. Akhirnya aku hanya menurut saja ketika mist eva memakaikan dress cewek sexy yang ketat di badanku sebatas paha dan menutup bra yang kupakai dengan tali kecil yang mengait ke pundak.
Entah seperti apa wajahku saai ini, aku tak berani membayangkanya karena malu. Aku paling jijik dengan banci  tapi kenapa malah sekarang aku harus  berdandan seperti banci kayak gini.
Selessai memakaianku baju cewek mist eva kembali mengikat tanganku ke belakang. Tapi kali ini lebih kencang dari siku atas, siku bahak sampai pergelangan tanganku diikat menjadi satu. Membuatku harus membusungkan dada dan putingku yang terjepit agak sakit tertarik.  Aku lalu didudukan di tepi ranjang. Mist eva kembali mengambil sesuatu dan perlahan memasangkannya di kakiku. Rupanya mist eva masih belum puas mendandaniku dan kali ini aku dipakaikan stoking jaring. Rasanya ada sensasi sendiri ketika stoking itu digulung sampai sebatas pahaku. Stokingnya  berwarna hitam sangat kontras dengan kakiku yang putih mulus setelah dicukur bersih mist eva.
          “ inilah gunanya kaki kamu dicukur, supaya terlihat indah saat memakai stoking seperti ini” kata mist eva setelah selesai memakaikan dua buah stoking di kakiku.  Belum cukup sampai disitu mist eva mengambil sebuah kardus sepatu dan membukanya lalu mengeluarkan sepasang sepatu hak tinggi warna merah menyala. Hmm rupanya aku masih harus memakai sepatu hak tinggi juga. Entah apalagi yang direncanakan mist eva. Sepatu itu dipasangkan di kedua kakiku. “wooow anggun sekali kamu dengan high heel seperti ini” mist eva kelihatan puas melihat pekerjaannya.
          Kmdn aku dituntun di depan meja riasnya. Agak susah aku berjalan dengan sepatu hak yang tinggi ini, apalagi tanganku terikat kuat ke belakang. Lalu aku didudukan di kursi. Aku tak berani menatap kaca di depanku karena malu dengan keadaanku. Mist eva mengambil seutas tali dan mengikat kedua pergelangan kakiku ke kaki kursi. Kembali aku terikat tak berdaya.
“saatnya kamu dimake up supaya cantik dan sempurna jadi boneka” ucap mist eva. Gila rupanya aku juga akan dimake up. Aku menggelengkan kepala tapi mist eva mengancam “ mau dihukum lagi” ucapnya ketus  membuatku takut dan terpaksa pasrah. Mist eva mengambil peralatan riasnya dan mulai memoles mukaku. Agak lama aku dimake up, entah mist eva memakai apa aja untuk meriasku tapi terakhir dia memoles bibirku dengan lipstick merah menyala.  Setelah selasia mist eva mengambil wig dengan rambut panjang dan memakaikannya di kepalaku lalu menyisirnya.
          “ lihat slave, kamu cantik sekali” kata mist eva setelah selesai mendandaniku sambil mendongakan kepalaku ke cermin. Terpaksalah aku menatap cermin dan betapa kagetnya aku karena hamper aku tak bias mengenali diriku sendiri. Di depanku terlihat sesosok sangat mirip cewek memakai dress sexy   dengan rambut panjang sedang terikat di kursi. Tapi tetap saja aku malu melihat diriku sendiri. “ sudah mist duga kamu pasti akan sangat cantik kalo dimakeover” ucap mist eva puas.
“ mist paling suka dengan boneka seperti kamu slave” ucapnya. Aku hanya diam karenai buatku ini lebih menyiksaku secara mental karena aku dipermalukan seperti ini.
          Kemudian tanpa aku duga mist eva mencium bibirku, sepertinya dia bernafsu melihat penampilanku setelah dimakeover.  Dia memainkan lidah di mulutku dan aku balas pagutanya dengan memainkan bibir indahnya. Lama kami berciuman mulut sampai mist eva menghentikanya dan beralih ke leherku sambil tangannya menggerayangi tubuhku. Terlihat mist eva begitu bergairah menyusuri leher dan dadaku. Tangannya mulai memngelus dan meremas payudara palsuku membuatku menjerit dan merintih karena sakit di putingku yang terjepit.
Antara nikmat dan sakit aku pejamkan mataku sambil mulutku mendesah nikmat. Aku tak bisa berbohong kalo rangsangannya sungguh nikmat. Dan aku seakan diperkosa karena tak bias melawan cumbuannya dengan tanganku yang terikat ke belakang dan kakiku terikat ke kaki kursi. Aku semakin renggangkan kakiku untuk menikmati sensasinya, penisku juga sudah ngaceng tapi masih terkurung di balik celana dalam cewek yang aku pakai. Mist eva tak berhenti mencumbuiku bahkan mengangkat dress yang aku pakai lalu mengeluarkan penisku dari balik celana dalam.
Sambil terus mencumbuiku, penisku dipegang dan dipermainkan oleh tangan halus mist eva. Entah kenapa aku sungguh menikmatinya dipermainkan seperti ini. Tanpa malu lagi aku mengerang kenikmatan ketika penisku dimaju mundurin.
BUDAK MIST EVA 3
by Spiderz Bound on Sunday, November 7, 2010 at 4:48pm
Cukup lama aku dipermainkan tapi ketika aku hampir mencapai orgasme kembali aku dibuat kecewa karena tiba-tiba mist eva menghentikannya. Sungguh aku benar-benar kecewa karena spermaku sudah di ujung tanduk dan sekali kocokan saja pasti keluar. Aku sampai goyang-goyangkan penisku  tapi  tetap tidak bias keluar. “ mist tolong aku pengen keluar” kataku menghiba.
“ belum saatnya, tunggu saja nanti” kata mist eva singkat sambil berlalu meninggalkanku. Benar-benar mist eva Cuma mempermainkanku dan membuatku frustasi karena kepuasanku tertunda.  Dia kembali dengan membawa sebuah benda seperti kalung lalu mengaitkannya ke leherku dan menguncinya. Aku hanya diam saja ketika mist eva kembali merapikan riasan wajahku.
“ sekarang waktunya latihan kamu jadi boneka yang patuh” ucapnya sambil mengikat tali panjang ke kalung di leherku.  Mist eva lalu membuka ikatan di pergelangan kakiku dan aku di suruh berdiri.  “ ayo waktunya belajar jalan sebagai boneka” dengan agak susah aku berdiri dengan sepatu hak tinggi yang kupakai dan mulai berjalan ke ujung kamar tapi tak berapa lama aku tertarik hampir mau jatuh ketika tali yang mengikat di kalung leherku ditarik mist eva. Sudah pasti aku susah menjaga keseimbangan karena tanganku masih terikat ke belakang.
“ jalan yang bener! Kamu kan cewek jadi harus jalan yang anggun! Kamu kan model.” Kata mist eva keras.  Memang aku juga sering ikut model dan fashion show tapi jelas aku Cuma diajarkan sebagai model cowok yang harus berjalan tegak. Jadi sebisa mungkin aku ingat cara jalan model cewek temanku. Aku coba jalan dengan meluruskan kakiku pada satu garis lurus seperti biasa dilakukan model cewek walaupun agak susah karena sepatu hak tinggi ini benar-benar menyiksaku. Dengan perlahan aku berjalan mengitari tempat tidur dimana mist eva duduk di ranjang memperhatikanku sambil tangannya memegang tali yang mengikat kalung di leherku.
“ nah gitu lebih baik. Busungkan dada kamu” ucap mist eva. Dengan terpaksa aku menurutinya  karena tak segan-segan mist eva menarik tali di leherku setiap aku tidak mematuhinya sampai aku hampir terjatuh beberapa kali. Setelah agak lama barulah aku bisa sedikit menjaga keseimbanganku saat berjalan memakai sepatu hak tinggi ini.
“ ini latiha jalan biar kamu bias jalan kayak cewek kalo jadi boneka” terang mist eva. Ahirnya aku diperbolehkan berhenti. Cape juga rasanya. Tapi belum hilang rasa capekku, mist eva kembali memerintahku. “ slave, sekarang jilati spatu hak tinggi mist sampai bersih” menurutku ini sangat menghinaku tapi aku tak punya pilihan lain. Dengan susah payah aku membungkuk dan bersujud di depan kakinya bertumpu pada lututku karena tanganku terikat ke belakang.
Aku sorongkan wajahku ke depan sepatu mist eva dan mulai menjilatinya pelan-pelan. Aku takut debu yang menempel di lidahku akan tertelan jadi ake sedikit meludah untuk membuangnya tapi tiba-tiba aku rasakan pantatku dipukul mist eva. Ketika aku dongakan wajahku Nampak mist eva sudah membawa sebuah alat pemukul seperti rotan.
“ jangan ulangi lagi!” hardik mist eva. Kembali aku jilati sepatu hak tinggi mise eva dari bagian depan, samping sampai belakang. Sementara mist eva duduk di tepi ranjang sambil merekamku dengan kameranya. Sesekali dia memukul pantatku dengan pemukul rotan.  Aku decak-decakan ludahku setiap kali menjilati sepatunya tapi tak berani meludahkanya lagi. Benar-benar terhina rasanya aku disuruh menjilati sepatunya seperti ini tapi aku tak punya pilihan lain selain mematuhinya.
Setelah bersih sepatunya dia menyorongkan sepatu sebelahbya. Mau tak mau aku kembali menjilatinya dengan susah payah. Kmdn dengan enaknya dia menyandarkan kaki sebelahnya di punggungku. Setelah beberapa saat akhirnya aku diperbolehkan berhenti menjilati sepatunya.
Kali ini mist eva turun dari ranjang dan mengambil tali. Aku disuruh duduk lalu mist eva mengikat pergelangan kakiku menyatu dengan paha. Begitu juga kaki satunya. Kembali aku terikat tak berdaya, setelah sebelumnya mist eva juga mengikat tanganku ke belakang, bahkan sekarang mulai terasa pegal dan kesemutan.  Selesai mengikatku mist eva meninggalkanku. Entah apalagi yang direncanakanya.
Rupanya dia berganti baju. Tanpa malu dia melepas celana kulit dan baju kulit ketatnya sampai terlihat hanya memakai cd dan bra saja. Dia menggantinya dengan baju tidur transparan membuat tubuh sintalnya tetap terlihat sexy membuat penisku menegang.
Kembali mist eva mendatangiku dan mengambil tali panjang yang mengikat ke leherku.
“ sekarang jalan lagi” perintah mist eva. Tapi aku tak mengerti karena kakiku terikat tidak bias berdiri apalagi buat jalan. Mist eva spontan menarik tali di leherku. “ bodoh banget kamu slave! Kaya gitu saja ga tau? Jalan jongkok donk!”  aku segera paham maksudnya dan mulai berjalan jongkok dengan susah pyaha karena tangan dan kakiku yang terikat. Apalagi aku masih memakai sepatu hak tinggi.
Aku terus berjalan jongkok mengitari tempat tidur  sambil seskali tali di leherku ditarik-tarik mist eva. Ternyata jalan dengan jongkok seperti ini lebih terasa cepat cape daripada berjalan biasa. Setelah beberapa putaran barulah tali leherku ditarik dan aku berjalan menghampirinya ke tepi ranjang.
Mist eva lalu menyorongkan kaki telanjangnya  ke wajahku. “ jilati sampai bersih” perintah mist eva.  Hmmm mau tidak mau aku kembali menjilati kakinya mulai dari telapak kakinya. Rasanya sungguh mual karena tercium bau kaki dan sepatu yang lama dipakai dari awal menyiksaku. Tapi aku tahan karena mist eva tak segan memukulku dengan rotan yang dipeganginya.
“ jilat semuanya sampai sela-sela jari dan kulum satu persatu jarinya!” aku turuti perintahnya dengan menjilati dan mengulum  satu persatu jari kaki mist eva. Sungguh terhina rasanya harus menjilati kaki seperti ini tapi aku terus mengerjakanya. Selanjutnya kaki sebelah mist eva juga aku bersihkan dengan lidahku.
 “ sekarang jilati kaki mist dari ujung kaki sampai paha”  kali ini aku lebih bisa menikmatinya ketika diperintahkan menjilati kakinya yang mulus. Dengan bernafsu aku jilati ujung kakinya menyusur terus sampai ke pahanya. Sesekali mist eva  mendesah puas ketika ujung lidahku menyusuri kulit lembut kakinya.
Apalagi ketika mist eva tanpa malu membuka celana dalamnya dan duduk di tepi ranjang. Aku masih jongkok di hadapannya.  Dia membuka baju tidurnya dan tampak pemandangan yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Baru kali ini aku lihat langsung karena selama ini hanya melihat di internet dan video. Vaginanya terlihat merah dengan rambut yang tercukur rapi.
“ jilati sampai mist puas!” tanpa disuruhpun aku akan dengan senang hati melakukannya, pikirku dalam hati. Dengan sedikit gemetar karena baru pertama kali aku jilati daerah sekitar vaginanya. Penisku mulai bereaksi dan semakin menegang di balik celana dalam cewek yang kupakai. Aku terus menyusuri daerah sekitar vagina mist eva  lalu sedikit demi sedikit aku mulai menjelajah ke daerah lubang kenikmatanya. Aku mainkan ujung lidahku di dalam vaginanya dan tampak mist eva mendesah nikmat, tangannya mulai menjambak rambutku dan menekan kepalaku supaya tidak lepas dari vaginanya.
Aku terus mainkan lidahku di dalam vaginanya dengan memutar lidahku dan menjelajah semampu ujung lidahku, nafasnya mulai memburu dan desahanya semakin terdengar sexy tapi mist eva tidak juga mencapai orgasme setelah sekian lama. Lidahku mulai terasa kelu tapi aku terus mengerjakannya. Kuat juga mist eva.
Akhirnya mist eva menjauhkan kepalaku dari vaginyanya. “ lidah kamu Cuma bisa menggelitiki saja ga bisa sampai memuaskanku”  ucap mist eva seenaknya membuatku malu. Dia mengambil sesuatu dari lemarinya dan memamerkannya padaku. Aku tidak tahu benda apa itu, seperti penis dildo ukuran panjang tapi di tengahnya ada semacam tali sabuknya.
“ jilati sampai basah!” perintah mist eva sambil menyodorkan penis dildo itu ke mulutku. Agak aneh dan jijik rasanya harus menjilati benda yang sangat mirip penisku itu tapi mau tak mau aku kerjakan, lagian itu bukan penis beneran pikirku.  Aku jilati penis buatan itu dari ujung sampai  batangnya sampai semua basah oleh ludahku. “ waah kamu suka julatin kontol juga yah?” kata mist eva meledekku, aku langsung gelengkan kepalaku sambil terus memasukan batang penis besar itu ke mulutku.
Mist eva mengeluarkan penis itu dari mulutku dan memasukan ujung satunya yang lebih gemuk ke mulutku lagi. Kali ini aku agak kesulitan karena ukurannya besar sampai mulutku terasa penuh dan tersumbat. Lalu dua buah tali di sampingnya di ikatkan ke belakang kepalaku. Praktis aku tidak bisa mengeluarkan suara lagi dan yang lebih menjijikan karena sekarang ada penis besar di dalam mulut dan juga mengacung keluar dari mulutku.
Tanpa menunggu lama mist eva kembali menjambak rambutku dan menuntun penis dildo di mulutku ke lubang vaginanya. Sepertinya mist eva sudah terbiasa karena penis besar ini begitu mudah masuk ke vaginanya, apalagi dildo ini sudah basah oleh ludahku dan bercampur dengan sedikit cairan di vaginanya. Mist eva mulai mendorong kepalaku ke lubang kenikmatanya dan memaju mundurkan kepalaku dengan menjambak kepalaku. Desahannya kembali terdengar.
aku mulai kesulitan menjaga keseimbanganku ketika kepalaku semakin di tekan dan mist eva merebahkan diri dengan bertumpu pada siku tangan satunya. Sepertinya mist eva mulai menikmatinya terlihat dari desahanya yang semakin kencang dan matanya terpejam dengan wajah menghadap ke atas.
Tapi ini membuatku tersiksa karena kakiku yang terikat hanya bisa jongkok  dan bertumpu pada sepatu hak tinggiku, sehingga ketika kepalaku lebih di tekan mengikuti badannya ke atas kakiku terasa semakin sakit. Apalagi tanganku yang masih terikat kuat ke belakang sampai aku hampir jatuh tdk bisa menjaga keseimbanganku. Belum lagi mulutku yang penuh dengan dildo penis ini terus digerkain maju mundur membuatku rahangku ngilu. Tapi aku tak bisa melawan karena mist eva menjambak rambutku kuat-kuat.
Mist eva semakin bernafsu  menekan-nekan mulutku ke dalam vaginanya membuat aku semakin kewalahan, akhirnya setelah sekian lama tersiksa mist eva menekan keras-keras kepalaku ke dalam liangnya dan tak melepaskannya , ini membuat aku tak bisa bernafas karena hidungku tertutup badannya. Lalu aku merasa suatu cairan keluar dari liang vaginanya dan membasahi pipi dan ada yang masuk ke mulutku. Rasanya sangat aneh.
Akhirnya kepalaku dilepaskan dan mist eva tampak menikmati puncak orgasmenya sambil memejamkan mata. Kmdn merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Sementara aku masih duduk jongkok  terikat dengan penis dildo di mulutku yang penuh dengan cairan kenikmatannya. Akhirnya aku berhasil juga memuaskannya, kataku dalam hati.
BUDAK MIST EVA 4         
by Spiderz Bound on Monday, November 15, 2010 at 8:59pm
Agak lama mist eva merebahkan dirinya di tempat tidur. Aku takut kalo mist eva tertidur karena  tangan dan kakiku yang terikat terasa sakit dan kesemutan. Belum lagi ada dildo penis yang memenuhi mulutku sampai aku susah mengeluarkan suara. Tapi aku tak berani membangunkannya.
                Setelah beberapa saat barulah mist eva bangun tapi langsung berlalu masuk ke kamar mandi tanpa mempedulikanku.  Terpaksalah aku kembali menunggu tanpa bisa berbuat apa-apa. Cukup lama mist eva mandi sampai kmdn dia keluar kamar mandi dengan piyama mandinya. Rambutnya tampak basah  dan dikeringkan dengan handuknya. Barulah kmdn miet eva mendatangiku. Cukup lega aku ketika mist eva membuka ikatan di kaki tanganku lalu tanpa aku duga mist eva memijiti tanganku yang bekas ikatan.    
                Barulah kmdn dildo penis yang menyumbat mulutku juga dilepaskan. Tapi Baru beberapa saat ikatanku dilepaskan kembali tanganku diikat tapi kali ini ke depan agak longgar.
“ mist aku kan sdh memuaskan mist. Ko masi diikat? Aku sdh sangat cape n pengin pulang.” Kataku memberanikan diri. “ ssst diem! Kan kamu belum puas. Sekarang gantian  biar impas.” Kata mist eva.
“ ga papa mist,yang penting mist udah puas.” Jawabku karena memang  aku sudah sangat lelah.
“ diem kamu! Atau pengen dihukum lagi?” bentak mist eva. Kali ini aku tak berani lagi membantahnya karena takut dihukum.  Aku lalu dituntun keluar kamar. Agak susah rasanya setelah kakiku lama terikat tertekuk. Apalagi aku berjalan masih memakai sepatu hak tinggi.
                Sesampai di ruang makan mist eva menyuruhku duduk dan kembali  mengikat pergelangan kakiku ke kaki kursiku. Dia pergi ke lemari pendingin dan mengambil segelas minuman dingin lalu menyodrkan ke mulutku. Segar sekali rasanya setelah cape karena lama terikat. Kembali mist eva mengambil sesuatu. Aku lihat jam dinding menunjukan jam 7 malam. Padahal tadi aku datang kesini sekitar jam 4 sore. Berarti sudah tiga jam aku dipake mist eva.
                Mist eva datang kembali dengan membawa sepiring makanan lalu menyuapiku, aku hanya menurut saja. Sepertinya ini bubur tapi rasanya enak . yang aku heran kenapa kadang mist eva bisa bersikap kejam menyiksaku tapi kadang juga bersikap penuh perhatian.  Setelah habis mist eva kembali menyuapiku  buah anggur.  Lalu dia memberikanku beberapa tablet pil  lalu menyuruhku meminumnya.
“ apa ini mist? “ kataku penasaran karena  aku takut ini pil extacy .
“ udah minum aja ga akan membahayakan kamu. Itu Cuma vitamin biar kamu fit” ucap mist eva.
Akhirnya aku meminumnya walaupun sebernya aku takut juga. Kmdn mist eva kembali mengikat tanganku ke belang kursi. Entah apa lagi rencana mist eva karena kmdn mist eva kembali menyumpal mulutku dengan dildo penis gag yang tadi sudah digunakan. Tapi kmdn dia kembali masuk kamar dan meninggalkanku sendirian. Entah apa yang dikerjakan mist eva di dalam kamar, sepertinya istirahat sebentar setelah tadi mencapai klimax.
Sementara aku tak bisa berbuat apa-apa disini menunggunya terikat di kursi makan. Walaupun ikatanya tidak terlalu kencang tapi yang membuatku tidak nyaman karena ada dildo penis gede di mulutku dengan penis dildo yang keluar dari mulutku membuatku jijik.
Beberapa saat lamanya aku menunggu sampai mist eva datang dengan berganti pakaian kembali memakai celana dan baju ketat kulitbya. Sementara sepatu boot tingginya membuatnya semakin anggun. Dia kembali merapikan make up ku yang mungkin sekarang sudah acak-acakan. Lalu merapikan dan menyisir rambut wig yang masih aku pakai.
Aku takut ketika mist eva membawaku kembali ke ruangan gudang yang tadi sore dipakai untuk menyiksaku. Jangan-jangan mist eva akan menyiksaku lag, pikirku membayangkan apa yang akan dilakukan mist eva. Di bawah dua buah tiang kayu yang membentuk seperti tiang kayu Dia mengikat kedua tanganku ke belakang tapi kali ini dengan posisi pergelangan tangan kanan ke siku kiri dan begitu sebaliknya. Sehingga tanganku terikat kuat di punggung.
Sedangkan kakiku direntangkan lalu mist eva memasangkan sejenis dua buah besi panjang yang di ujungnya terdapat lubang setengah lingkaran. Sehingga ketika Lubang itu dipasangkan di masing-masing pergelangan kakiku menjadi semacam pasungan yang memasung kakiku. Lalu dikunci dan diikat kuat. Aku tak bisa menggerakan kakiku yang sekarang terentang lebar.
Lalu mist eva melemparkan sebuah tali ke palang kayu di atas. Ujungnya di tarik dan dibuat untuk mengikat dada dan pundakku sangat kencang. Setelah terikat kuat ujung tali satunya ditarik kuat sehingga badanku meregang tertarik ke atas sehingga posisiku sekarang agak membungkuk. Setelah merasa badanku sudah teregang ke atas, ujung talinya diikatkan kembali ke kedua d sikuku sehingga sekarang aku dalam kondisi terikat tergantung membungkuk dengan kaki terentang lebar. Belum cukup sampai disitu, kedua besi pemasung kakiku diikat ujungnya ke samping ke masing2 tiang membuat posisi kakiku terikat kuat tanpa bisa aku gerakan lagi.
Setelah puas mengikatku mist eva merekamku dengan kameranya sampai mengclose up wajahku dengan mulutku yang masih terpasang dildo penis. Dia keliahatan puas melihatku yang malu2 mencoba menghindari camera. Lau mist eva kembali ke belakangku dan dreass yang aku pakai diangkatnya.  aku merasa pinggulku ditepuk2.  Kmdn dengan memakai sesuatu memukul2 bokongku agak keras. Aku mencoba menghindar dan berteriak kesakitan tapi suaraku tersumbat gag penis di mulutku.
Sepertinya mist eva memakai pemukul rotan yang tadi digunakannya. Percuma saja aku menghindar karena aku dalam posisi terikat jadi aku Cuma bisa menggoyangkan pinggulku. Untunglah tidak berapa lama mist eva menghentikanya. Tapi kmdn memelorotkan celana dalam cewek yang aku pakai. Aku kaget setengah mati ketika aku merasa lubang anusku dimasuki sesuatu. Sakit rasanya sehingga aku goyang2kan pinggulku.
“ diemm!!”  bentak mist eva sambil memukul pinggulku keras2.
“ ini ga akan sakit kalo kamu nurut” aku terpaksa menurutinya ketika benda itu sedikit demi sedikit masuk ke lubang anusku. Benda itu terus ditekan masuk sementara tangan mist eva membuka belahan pantatku. Lalu aku merasa ada cairan pelican yang dioleskan ke lubangku sehingga benda itu tidak terlalu kesat dan sakit memasukiku.  Tapi aku merasa tetap sakit ketika benda itu semakin menerobos anusku. Aku mencoba menahan tapi justru semakin sakit rasanya sehingga aku coba tenangkan pikiran dan pasrah. Aku gigit dildo kuat2 untuk menahan sakit.
Rasanya sungguh aneh ketika benda itu semakin dalam didorong mist eva masuk ke anusku, aku merasa ingin buang air besar. Sepertinya benda itu sudah masuk sepenuhnya karena mist eva tidak mendorongnya lagi. Tapi mengikat ujungnya ke pahaku sehingga benda itu tetap di dalam lubang anusku, tidak akan keluar lagi meskipun aku coba mendorongnya.
Mist eva lalu keluar ruang meninggalkanku begitu saja yang terikat.  benda yang masuk ke lubang anusku membuatku benar2 merasa tidak nyaman karena serasa ingin buang air besar. Aku terus mencoba mendorongnya keluar tapi tetap saja benda itu di dalam lubangku.  Aku kembali membayangkan siksaan apalagi yang akan dilakukan mist eva padaku. Sepertinya dia sangat suka membuat orang menderita. Aku mulai merasa cape karena terikat tergantung membungkuk seperti ini , apalagi kakiku juga terpasung terentang lebar .
Akhirnya mist eva masuk kembali ke ruangan tempat penyiksaan ini. Langkahnya terdengar dari  sepatu hak tinggi yang dipakainya.  Dia berdiri di depanku dengan tersenyum puas. Tapi kali ini agak aneh karena mist eva memakai benda seperti penis besar di antara selangkangannya.
“ kamu tahu apa ini?” aku Cuma menggeleng pelan karena memang tidak tahu benda apalagi itu. “ ini akan memuaskan kamu slave.’ Kata mist eva sambil mengadu penis di selangkangannya dengan penis gag yang keluar menjulur dari mulutku. Aku mulai takut jangan2 mist eva akan menydomiku dengan benda mirip penis besar itu. Kekhawatiranku semakin menjadi ketika mist eva mulai melepas benda yang terikat di lubang anusku. Sepertinya benda itu Cuma untuk pemanasan masuk ke lubang anusku. Aku mulai meronta ketika kembali lubang anusku dimasuki ujung penis buatan yang dipakai mist eva. Penis itu sepertinya lebih besar dari benda yang tadi dimasukan ke lubangku karena kali ini terasa lebih sakit ketika baru ujungnya saja yang memasuki lubangku.
“ diam!!! Kamu bakal keenakan nanti!” bentak mist eva sambil menepuk2 pinggulku dan merenggangkan belahan pantatku. “aooogghhh” jeritku tertahan ketika benda itu semakin masuk. Mist eva terus menekan dan mendorong benda itu masuk ke lubang anusku kali ini terasa sangat sakit sampai aku tak kuasa meneteskan air mata. Benar-benar aku serasa diperkosa. Rupanya inilah maksudnya kenapa mist eva mencari cowok yang masih virgin, untuk diperkosa seperti ini. Aku sungguh menyesal kenapa menerima tawarannya.
‘ kamu benar-benar masih perawan yah slave” ucap mist eva meledekku sambil terus menekan benda itu masuk. Ketika aku tahan benda itu justru aku merasa lebih sakit maka aku coba untuk tenang dan membiarkan benda itu masuk lebih dalam lagi ke lubangku.  Cara ini sedikit berhasil karena penis itu terus masuk sedikit demi sedikit . walaupun tetap sakit tapi lebih mengurangi penderitaanku. Apalagi ketika mist eva menambah pelicin ke batang penis itu semakin mudah menerobos masuk.
Aku coba lebih meregangkan kakiku lebih lebar supaya benda itu cepat masuk semuanya dan ternyata berhasil. Aku merasa paha mist eva menyentuh pinggulku menandakan  benda itu sudah masuk seluruhnya. Mist eva lalu mulai menggoyang-goyang pinggulnya membuat penis buatan yang masuk di lubangku semakin masuk lebih dalam. Aku ikut bergoyang2 mengikutinya. Mist eva memegangi pinggangku dan memaju mundurkan penis itu di dalam lubangku. Pertama pelan tapi kemudian semakin kencang. Apalagi batang penis itu kembali diberi pelican sehingga penis itu bisa sliding maju mundur dengan lebih mudah.
Aku tak pernah membayangkan keadaanku saat ini. Aku diperkosa dan disodomi oleh seorang wanita. Rasanya malu sekali ada dua buah penis yang memasukiku yaitu di lubang anusku dan juga di mulutku. Tapi aku tak bisa berbuat apa-apa untuk melawannya karena aku terikat tak berdaya.  Akhirnya aku pasrah saja ketika mist eva terus saja memompa penis buatan itu di dalam lubangku. Aku terus menggigit dildo gag di mulutku.
Tapi entah kenapa semakin lama aku merasa ada getaran gairah yang mengalir ke tubuhku.  Apalagi ketika mist eva semakin intens memompa penis itu dan sesekali menggoyangnya. Tak terasa penisku yang sudah tak tertutup celana dalam sudah tegang penuh. Apalagi ketika mist eva mulai menyentuh dan memainkannya.
“ gimana? Enak kan? Kata mist eva sambil terus memompaku. Aku hanya diam sambil mencoba pejamkan mata kenapa aku justru menikmati disodomi seperti ini. Aku tak kuasa menahan nafsu ketika  aku merasa semakin menikmati pompaan mist eva dan tangannya yang memainkan penisku.  Akhirnya aku ikut mengikuti ritme pompaannya yang semakin dahsyat. Rupanya mist eva sudah tahu aku mulai menikmatinya. Dia lalu membuka gag penis di mulutku. Lega rasanya setelah lama mulutku tersumbat.
Tanpa sadar aku mulai mengeluarkan desahan kenikmatan sambil terus mengikuti dorongan mist eva yang terus memaju mundurkan penis itu di dalam lubangku. “aaaahhhg” desahku lirih sambil terus membuka mulut dan memejamkan mata untuk menikmati sensasi yang belum pernah aku alami sebelumnya ini.  “ tuh kan kamu menikmatinya,  enak kan? Kata mist eva yang tak aku pedulikan karena aku benar-benar menikmati kenikmatan yang intens ini.
Namun sekarang tangan mist eva beralih dari memainkan penisku ke payudara palsu yang masih aku pakai. Payudaraku di remas-remas perlahan membuat sakit jepitan yang menjepit putingku. Antara sakit dan nikmat aku terus mendesah tak karuan. Bahkan tanpa sadar desahanku semakin keras tapi aku tak mempedulikannya karena yang kurasakan sekarang hanyalah nafsu yang semakin menggebu.  Penisku benar-benar tegang sepertinya siap meluncurkan cairan kenikmatanya.
Sepertinya mist eva tahu aku hamper mencapai klimax dan seperti biasa dia kembali mempermainkanku dengan menghentikan sodokannya. Tapi penis itu masih di dalam lubangku. Tanpa sadar aku yang bergerak maju mundur memompa penis itu. Tapi rasanya kurang begitu nikmat.
“ kenapa slave? “ Tanya mist eva meledekku lagi.               
“ plzz mist…” kataku menghiba tanpa malu lagi karena  kenikmatanku terhenti.
“bilang fuck me plzzz mist” kata mist eva mempermainkanku.
“ fuck me plzzz mist….” Kataku tanpa malu-malu karena aku sudah terbawa nafsu sampai tak mempedulikan apa-apa lagi. Mist eva segera menyodok dan memompaku lagi membuatku kembali mendesah kenikmatan sambil memejamkan mata.  “aaaaghhhhh….. aoooohhh desahku tak karuan.
“ayo minta yang kenceng” kat mist eva menghentikan pompaannya lagi.
“ FUCK ME MIST PLZZZZ…………” kataku setengah berteriak berulang-ulang. Mist eva tertawa melihat keberhasilannya mempermainkanku. Mist eva terus menyodok dan memompa penis itu ke lubangku semakin keras dan kadang digoyang-goyangkannya. Aku benar-benar melayang dibuatnya. Nafasku semakin memburu, Sampai pada satu sodokan penisku yang sudah sangat tegang meluncurkan gelombang demi gelombang kenikmatan tanpa ada sentuhan.
Aku bergetar hebat menikmati sensasi yang sungguh luar biasa ini. Belum pernah aku merasakan kepuasan yang sangat dahsyat seperti ini. Aku renggangkan kakiku lebar-lebar sementara mulutku menganga lebar dan mataku masih aku pejamkan untuk menikmati momen yang sungguh menakjubkan ini.



Kado Untuk Teman Terbaikku



Aku belum bener2 mengerti soal self bondage waktu ini. Kira-kira setaon yg lalu kejadiannya. Waktu itu, bondage bagiku emank bertujuan membuat yg diiket menjadi tidak bisa lepas, apapun konsekuensinya. Termasuk self bondage. So, aku belajar sedikit tali-temali ke tangan sendiri, lalu meminjam borgol dan ballgag punya cowokku (spesial tuh, krn ada kaitnya di depan, sehingga bisa ditarik2 ke objek lain).

Tujuanku, aku mau kasih kado buat temanku Tina (sory y Tin, namamu kusebut tanpa sensor) yg berulang tahun. Well, actually Tina itu wkt itu lbh condong sebagai teman slaveku, dia blm pernah jadi mistress tunggal. Makanya aku menyiapin kado khusus buat dia,...seorang slave...cewek... nude dan terikat tak berdaya....sendiri di kamar kostnya.... yaitu aku.

Persiapan pembukaan sukses, aku meminjam kunci kamarnya, waktu dia lg ujian. Musim ujian, smua anak kost msh ujian (kebetulan aku wkt itu tidak ujian). Pembantu kostnya dah tau aku biasa maen ke kamar Tina, sambil menutup rapat pintu dan korden (tau sendiri kan maen apa?). Jadi, seperti rencana semula, aku masuk dikamarnya.

Aku menanggalkan seluruh pakaianku, lalu mengepang dua rambutku biar lucu. Kemudian menulisisebuah surat berisi ucapan met ultah, lalu aku lakban tepat di tengah perutku.

Kemudian, aku memakai ballgag, lalu mengikat kedua pergelangan kakiku dan pahaku. Putingku kuberi penjepit jemuran..uughh... aku mulai menjerit, untung aku dah memakai ballgag. Sementara, aku masih menginjak sebuah dingklik (kursi kecil) yang tingginya sekitar 15 cm. Kamudian sebuah tali aku ikatkan di ballgagku, lalu kulewatkan di kait di langit2. Yah, kait ini memang sering aku pakai untuk menggantung Tina disitu. Kali ini untukku. Tali itu turun dari depanku, lalu masuk ke selangkanganku, kebelakang. Rencanaku, tali itu kuikat di tengah borgol, lalu tanganku kuborgol sendiri. Jarak tali harus pas, sehingga knot di vagina dan anusku pas. Ide simple untuk membuat kado. Setelah kuborgol tanganku, aku melompat untuk menendang jatuh dingklik di bawahku. Jadilah aku kembali menjerit karena aku turun 15 cm, berarti tali itu meregang di vagina dan anusku. Hukuman gantung untukku sendiri.

But i got more than expected! Sewaktu dah terborgol, aku mendengar langkah kaki...dep dep dep... Dari suaranya aku tau itu cece kamar seberang. Dia naik ke lantai 2 , sambil teriak ke pembantu kost tanya apakah Tina ada. "oh my". Dia bakal masuk ke kamar Tina, sementara aku dah terikat tak berdaya begitu. Pintu jauh drku, dan akupun lupa mengunci.

Krieeett.. Baa! Aku tertangkap basah oleh cc itu seorang. Dia cukup terkejut, tapi setelah beberapa detik, dia lalu mengenali wajahku dan berkata, "oh kamu? Ternyata kamu juga suka begituan".

Dia cukup baik untuk menutup pintu, meminimkan anak kost lain melihatku. Ternyata kelas atas dah pulang duluan. Mukaku merah malu. Tapi tidak bisa apa2. Wajahku menghadap ke langit2 krn tali meregang itu, aku hanya bisa melihat cece waktu dia disampingku. Namun pernyataan cc itu selanjutnya lebih mengagetkanku.

"Seli, ternyata kamu sama aza ma Tina. Mungkin km ga pernah tau ya, aku juga tau klo Tina suka diikat. Di kost ini, aku satu2nya yg pernah maen iket2an ma Tina. Kamu msh kecil sudah suka juga. Sapa yg ngikat km?"

"..a.gghh...uuuff" Tentu cm itu jawabanku

Lalu cece itu membaca suratku, dan dia paham tujuanku.
"Happy Bday ya Tin. Semoga kita tet4ep jadi sahabat. Sekalipun aku sering menyakitimu di kamar ini, aku tetep sayank kamu. Sebagai sedikit permintaan maafku, ijinkan aku memberi upeti slave yg dah ga berdaya ini disini. Salam sayank dr Seli.
Wah! Kado ya? Asik juga si Tina itu. Hehehehe. Hm...aku kasih bonus ya? Free dari cece kok. Kamu mau ambil juga ga masalah, cece pny beberapa"

Lalu cc mengeluarkan sebuah benda kecil, ternyata vibrator kecil dengan kotak kontrolnya. Dia segera memasukkan vibrator itu. Aku menolak dengan menggeleng, tapi aku segera mengerang krn tiap kali aku meenggeleng, vaginaku tergesek. Vibrator itu langsung masuk, menjadikan knot tali sebagai penahannya. Lalu dia melakban kontrolnya ke pahaku. Dan bisa kuduga, dengan tega dia menyalakannya. Vibrator mulai berguyang, aku mulai mengerang, secara reflek, aku menggoyang2 pantatku ke kiri dan kekanan seperti orang menari.

"Aku pergi dulu. Sampein salamku ke Tina ya." Lalu cece itu meraba susuku, memberi sedikit lagi rangsangan ke pahaku dan pantatku.

"..next time, you're mine, okay?".. bisikannya merangsang telingaku. Lalu dia keluar dan menutup pintu kamar.

Ughh,... aku ga tahan dengan vobrator itu. Kulirik jam dinding, Damn! Tina msh 15 menit lagi. Sisi positifnya, kudengar cece itu mengajak semua anak kost yg dah di kost untuk keluar jalan2. Jadi, nantinya Tina bebas mengerjai aku tanpa ada yg bakal mendengar eranganku. Menakutkan, krn aku blm tau Tina seberapa kejam sbg mistress, tp merangsangku mengetahui aku pertamakalinya tidak berdaya didepan cewek yg sudah beberapa kali jadi korban sabukku jepitan jemuranku yg dari kayu.

15 menit, damn...aku dah hampir ga tahan. Aku ga tau aku dah keluar atau belum, tapi seluruh tubuhku panas dingin, berkeringat. Aku harus menjagaa keseimbanganku supaya tidak terjatuh, krn itu akan menarik dengan sangat menyakitkan.

Akhirnya Tina datang... tapi...oh belum selesai...
"Mbak! Panggilkan bakso itu!" Dia mau beli bakso dulu, great.
Dia membuka pintu, tapi sedikitpun tidak melihat ke dalam, hanya melempar tasnya saja, lalu lari keluar lagi. Meninggalkanku dan kamar terbuka. Aaahhh.....
Aku ketakutan kalau ada yg lain yg lihat aku lagi. ("...aku satu2nya di kost ini...") terngiang kata2 cece, artinya, cuma dia di kost ini yg masih bisa memaklumi keanehanku ini. Tina sialan, awas nanti kalau ada kesempatan.
Untungnya, cece benar2 membantu. Dia mengajak semua anak lantai atas kecuali Tina untuk pergi jalan2. Jadi, tak seorangpun melihatku.

sekitar 5 menit kemudian baru Tina masuk kekamar sambil membawa mangkok bakso. Aku tidak akan bisa lupa akan reaksi wajahnya ketika melihatku, sementara mulutnya msh menggigit bakso bulat.

Yah itulah opengalamanku memberi kado. Tepatnya, pengalaman pertama memberi kado temanku yg sangat 'istimewa'. Peristiwa selanjutnya sih biasa aza sebagaimana permainan bdsm. Detil selanjutnya kuceritakan juga ga
Dah dibilang kejadiannya taon lalu kok msh dibilang baru? (atau setaun itu dianggep masih baru?). Ok kulanjutin biar ga jadi arwah penasaran kalian.

Sebagaimana cece, Tina butuh waktu beberapa saat untuk menyadari dan memahami apa yg terjadi di depannya.

Setelah sadar, "Seli? Ngapain km?". Tina menutup pintu.
"Kukira km maenan game komputerku ato baca2 buku. Ternyata kok..... km sendiri? Gimana caranya?" bla bla bla... nich anak bego amat sih. Aku dah ga tahan gini.

Dia berkeliling mengitari aku, masih bengong. Sampai akhirnya dia membaca suratku. Baru senyum simpul ada di wajahnya. "ooo gitu to? Hm...asik juga nih. Sekali-sekali gantian ah, Seli disiksa".

Tina membuka gag ku sedikit, mengijinkan aku bisa bicara sedikit.
"Happy bday Tin. Kamu kok lama amat sih?"
"Yoi sorry td aku kan nyante aza pulangnya. Ga kepikiran sih. Thx ya atas kadonya. Km semalaman disini kan?"
"Lho ga Tin. Aku mesti pulang sblm malam."
"ok deh, ga masalah. Ok aku dandani km dulu"
"Eh tin, juga tolo...hmmmppff..." Tina kembali mengikat gag ku. Padahal aku mau meminta dia mematikan vibrator itu. Dia tau aku paling ga tahan ma vibrator. Entah kali ini dia tidak tau atau pura-pura tidak tau.

Sekarang dia mulai mendandani aku. Sbuah dasi kupu-kupu dipasangkan di leherku. Biasanya itu collar yg kupakaikan ke dia. Bando tanduk setan di kepalaku. Kemudian dia mengikat sikuku... "eehmmmfff"... tali itu tertarik lagi.

Lalu terakhir dia melepas dasi seragamnya, lalu menutup mataku dengan dasi itu. Sekarang aku tidak tahu apa yg akan dikerjakannya. Beberapa menit dia bergerak atau melakukan apa aku tidak tahu. Tiba-tiba dia membuka lagi gag itu.
"Tin, tolong vibrator ini. Aku dah ga ta....hhaaammfff...." oh tidak, celana dalamnya sekarang masuk dimulutku. TIna dah telanjang rupanya. Kurasakan sentuhan tubuhnya, susunya, dan pahanya, tepat mengenai kulit tubuhku. TIna kembali menyegel mulutku, sampai aku nyaris tersedak. "...hm,..hmmmmffff...". Tanpa ampun juga nih anak.

Lalu dia melepas ikatan pada pahaku, dan pergelangan kakiku.
"Sekarang, lebarkan kakimu!"
Aku menolak, krn akan menyakitkan klo kulebarkan. Tali itu....
Plak... penggaris besinya mendarat di susuku. "Ayo!" Aku pelan pelan membuka, Plak, kena lagi susuku yg satunya. "...aarrhh" Aku mengerang. Kupercepat bukaanku. Kira kira selebar langkah sudah. Tali itu menyakitkan.

Tiba-tiba pergelangan kaki kiriku diikat ke sebuah tongkat. Ternyata tongkat sapu. Dan sekali lagi dia memukuli pahaku bertubi2 supaya kakiku melebar selebar tongkat itu. Lalu dia menyelesaikan pekerjaannya dengan kaki kananku.

Now, i'm completely helpless. Dia yg memimpin ritme permainan ini.
"Kufoto ya, kenang-kenangan ku saja kok."
"...ooohhmmffff...."
Ritme vibrator itu mulai berkurang, atau aku kelelahan, atau karena tubuhku dah meregang, aku sudah tidak bergoyang2 lagi karenanya.

Ctar...ctar... sabukku (senjata favoritku) sekarang makan tuannya sendiri. Pantatku, pinggang dan perutku diincarnya. Aku mengerang, Tina tertawa kecil.
Aku pantas menerimanya, karena aku selalu berlaku demikian terhadapnya.
Kira-kira 15-30 menit aku dicambuki.

Tapi, tak kusangka Tina menemukan titik lemahku: anusku diserangnya dengan kayu alay pijat (bentuknya lucu mirip dildo sih, cuma agak melengkung seperti uleg-uleg). Untung sebelum menyerang dia memberi sedikit gel, entah gel apa, mungkin maksudnya melicinkan. Tapi tetap saja, begitu itu masuk, aku menjerit dan meronta seakan-akan mau melompat keluar kamar, tapi tidak bisa.

Oh ah oh ah... cuma itu yg ada dipikiranku. Tina menarik-narik penjepit di putingku ke atas kebawah kekiri kekanan sesukanya dia. Menyakitkan.

Setelah beberapa saat, dia melepaskan ikatan tali dari gag ku. Lalu menurunkan tali itu melewati selangkanganku, ke belakang. Kudengar bunyi derit sesuatu. Aku tidak tahu itu apa. Lega sesaat, lanjut lagi siksaan berikutnya.
"Nunduk!" bentaknya. "njengking situ! ga boleh jatuh!"
Aku menurut.

Tina menarik tanganku ke belakang (atau ke atas), lalu mengencangkan talinya rupanya ke kait di langit-langit. Memastikan aku tidak terjatuh rupanya, sekaligus mengekspos daerah vitalku ke belakang. Tampaknya beberapa foto dia ambil lagi.

Kemudian untuk menambah kesengsaraanku, rupanya tali itu tidak diikat pada kait, melainkan dilewatkan saja, lalu turun kembali ke kepalaku. Tina melepas kedua kepangku, lalu mengikat rambutku jadi satu dengan tali itu. Sedemikian rupa sehingga jika tanganku turun, kepalaku terjambak dan terdongak. Kemudian supaya memastikan aku tidak berubah posisi, dia mengambil tali yg lain, punya dia sendiri. Mengalungkan pada leherku, lalu mengikat ujung satunya ke tengah-tengah tongkat sapu di kakiku. Pas dah aku di suspension itu, tidak berdaya.

Dan bisa kutebak, dia kembali memperkosaku dari belakang. Vibrator itu dilepasnya, lalu kayu dari anusku di cabut, kemudian dia memperkosa kedua lubangku bergantian. Lama sekali dia lakukan itu, sambil menampar pantatku. Lucu membayangkannya sendiri, tapi tiap kali pantatku ditamparnya, tubuhku sperti melompat kecil. Dan hal ini menambah nafsunya. Lamma kelamaan akupun mencapai orgasme dengan perkosaan seperti itu. Lututku melemas, tapi aku mencoba bertahan, atau leherku bisa patah.

Melihatku orgasme, dia mulai meminta bagian. Gag ku dibukanya dan sumbatku dikeluarkan, tapi aku diancam tidak boleh berkata apapun, atau aku tidak akan dipulangkannya. Pussynya mendarat di mulutku, dan aku tahu apa kewajibanku. Kujilati sampai dia mulai mengerang, meregang dan menjambak kepalaku sambil menjepit wajahku sampai aku kehabisan nafas.

Setelah dia puas, dia keluar. Oh ya, dia juga kembali menyumbat mulutku. Aku sempat khawatir apa selanjutnya, dan kok lama sekali dia diluar.

Dia kembali setelah beberapa waktu. Posisiku diubahnya. Tali dari rambutku dikendorkan, tapi tali dari leherku ke tongkat di bawah diperpendek. Hasilnya aku lebih menungging. Setelah dia puas dengan posisiku, ...nyess.... sesuatu yang panas..(panas sekali juga ga sih) mengalir melewati anusku dan vaginaku. Itu bukan lilin, meskipn aku sempat menjerit perih. Perih karena hasil perkosaan tadi masih panas dikulitku.

Aku tidak tahu itu apa, sampai aku merasakan dia menjilati vaginaku. Mungkin sesuatu yg bisa diminum. Susu panas mungkin. Atau kopi. Yang pasti, kenyamanan jilatannya beradu dengan rasa panas pada vagina dan anusku. AKu mulai merasa horny kembali. Sampai beberapa waktu dia menjilati dan tetap menuang itu pelan pelan.

Setelah habis, dia langsung menggunting tali dari tanganku. Tubuhku mulai kehilangan keseimbangan, karena leherku dan tanganku tidak tersangga lagi ke atas. Aku mencoba menahannya, tapi tamparan keras di pantatku membuyarkan keseimbanganku. Aku sempat merasa aku bakal gegar otak kalau kepalaku mendarat ke lantai langsung. Bluk!

Belum selesai berpikir, aku mendarat di sesuatu yg empuk. Ternyata tadi dia sudah menjagai badanku dengan kasurnya. Pantas itu bunyi deritan tadi.
"kamu pikir aku setega itu menyiksamu? Aku tau kamu pasti tidak menyangka aku bakal menjatuhkanmu ya kan? hehehehe..."
Dia membuka gagku dan kembali mengeluarkan cdnya dr mulutku.
"kamu boleh bicara sekarang". Dia msh menyisakan tutup mataku.
"hosh...hosh..kamu gila Tin. Apa itu di pantatku tadi? hos...."
"hehehe...susu sari dele. kamu tau kan aku langganan itu? Enak?"
"...yang mestinya jawab kan kamu, lha km yg meminumnya."
"hari ini rasa spesial."

Aku dibiarkannya telungkup di tepi kasurnya begitu, masih terikat dan mata tertutup. Dia mengajakku mengobrol sesaat, pembicaraan yg ga nyambung dengan kondisiku waktu itu. Anehnya, meski tidak bisa apa2, aku ya menanggapi segala pembicaraan itu.

Waktu berlalu kira-kira 1 jam.
"Ok, masih ada 2-3 jam sebelum hari gelap. Kamu mau kuapain sekarang?"
"Kukira km mistressnya sekarang Tin"
"Km tau aku ga pernah jadi mistress kan? Jadi bingung ini kepala."
"Lakukan aza apa yg km suka klo aku lakukan ke kamu. Dan, tambahkan sedikit saja...bener2 sedikit saja, hal yang km tidak suka klo aku lakukan ke kamu. Aku pasrah dah."
"...hmmm...ok deh... Mulai. Bangun!" Dia mulai membentak lagi.
"Tin aku tidak bisa ba....angghhmmmmfff" dia menyumbat mulutku lagi.
Here we go again.
Setelah mulutku kembali terdiam,Tina melepas ikatan pada leherku, sehingga aku tidak perlu menunduk lagi. Kurasakan Tina memegang sikuku, dan tiba-tiba tangan kirinya menjambak rambutku,..."Berdiri! Ayo jalan!"

"..hhaammff...ghhaa...hiiissaah..." Aku menggeleng sambil mencoba menjelaskan bahwa aku ga bisa jalan dengan kaki begitu. Tapi, ctar pantatku kena lagi.
"Masih berani protes?! Jalan!!" Tina memang agak membantuku berjalan. Maka kuusahakan tetap diam sambil mencoba melangkah lebar-lebar... Mengingatnya lucu juga.

Susah sekali berjalan demikian. Ternyata dia membawaku ke kamar mandi di kamarnya. Oh tidak, dia serius balas dendam kepadaku. Karena dikamar mandi itu banyak sekali paku-paku yg kami pasang di sekeliling tembok. Biasanya, aku suka meninggalkan Tina tergantung disitu.

Aku mencoba menolak dan meronta untuk masuk disana. Tapi apa daya diri seorang slave yang sudah terikat? Pikiran buruk ada dikepalaku.

"Kamu dah janji mau jadi kadoku kan? Sekarang, tanganmu dan kakimu kulepaskan, dan aku mau ambil peralatan dulu, kamu janji tetap berdiri diam, tidak membuka tutup matamu dan gag mu. Ok?"

Tidak ada pilihan bagiku selain mengangguk. Tina menyandarkan aku di tembok dan membebaskan tangan dan kakiku. Aku diam berdiri, tidak bergerak sedikitpun, khawatir dia semakin menjadi.

Dikamar kudengar Tina melakukan sesuatu, tapi entah apa. Lalu dia kembali ke kamar mandi dan meletakkan sesuatu, tapi aku juga tidak tahu itu apa.

Setelah itu dia membalikkan badanku, kini wajahku menghadap tembok sudut.
"..hmm... gimana ya bagusnya?.....". Dia merenggangkan tanganku ke kiri dan kanan, tapi dia melepasnya lagi. karena takut dihukum, tanganku tetap kuangkat seperti orang ditodong.
"...hihihihi...Seli kamu lucu deh. Oh ya...diem ya...aku foto kamu."

Lalu Tina membalik badanku. Rupanya dia mengubah rencananya. Sekarang dia mengikat kedua pergelangan tanganku ke depan. Lalu mendudukkanku di klosetnya. Tanganku ditari dan diikat ke paku di tembok, sementara kkakiku ditekuk ke belakang, diikat satu sama lain melewati belakang kloset.

Sebuah tali melewati lutut kiriku, dia menariknya ke kiri. Lalu kelutut kananku, dan dia menariknya ke kanan. Kini aku sudah dalam pose yg menurutku dan menurutnya pasti amat menarik.

Sekarang bagian tersadisnya dia lakukan, bahkan aku belum pernah berbuat demikian kepadanya. Dia membuka gag ku. mengeluarkan cdnya yang sudah basah oleh air liurku. Aku tidak berani berkata apa-apa, selain meregang2kan mulutku yang kelu.

"Keluarkan lidahmu." Aku menurut. Kukira dia akan menjepitnya menggunakan penjepit jemuran. Ternyata... 2buah stik (yg aku tahu kemudian adalah stik drum) dijepit di lidahku. Kiri dan kanannya rupannya diikat dengan karet atau rafia.

"aaawwaaa.....aaaoooo....." Aku menggeliat kesakitan. Plak dia malah menamparku.
"Diem ta! Nanti malah putus lidahmu kalau km geleng2 terus!"

Kemudian kurasakan dia menaburkan sesuatu di lidahku. Sesuatu yang pahit, seperti bubuk.
"..aku ga meracuni kamu kok. Tapi sedikit ini akan mencegah sariawan. Hihihihi...lagipula lihat saja. Nti kamu akan melihat efek bubuk ini terhadap penampilanmu yg seperti org bloon."

Benar saja. Pelan-pelan bubuk pahit itu merangsang liurku untuk menetes. Rupanya dia mau mempermalukanku. Tidak kusangka, tapi kurasa aku bisa menerimanya. Apakah dia hendak menyiksa mentalku?

Splash! Satu siraman air mengguyurku, aku tidak siap dan gelagapan. Sekali lagi dia menambahnya. Kali ini dia menggunakan ember timba ukuran sedang. Aku benar benar susah bernafas waktu itu.

"Sekarang,jawab aku dengan anggukan atau gelengan. Aku tidak mau berkata keras-keras, karena tentu kita semua tidak ingin orang lain mendengar pembicaraan kita bukan?" Tina berbisik di telingaku. Kurasakan ancaman, aku mengangguk.
"Bagus. Sekarang, apakah kamu menyukai kondisimu saat ini?"
Spontan aku menggeleng. Plak! "Jawaban salah! Hehehe...aku sekarang bosnya. Ok? Jadi apakah km suka dengan kondisimu saat ini?
Aku menggangguk dengan terpaksa.

"Apakah km seorang budak?" Aku mengangguk.
"Hehehe..apakah km pernah di fuck sama cowok?" Aku mengangguk
"Jadi kamu pelacur ya?". Aku ragu-ragu untuk menggangguk. Tina mencubit susuku..."...aaawhaaahh...haahhh..."
Air liurku menetes sambil menahan nyeri.
"Ayo jawab! Kamu pelacur sundal kan?" Kali ini aku juga terpaksa menggangguk.
"Jadi, pelacur sundal. Kamu kerjaannya cari cowok yang burungnya gatel. Ya kan?" Aku tetap menggangguk, meski perasaanku mulai diinjak-injak.

"Berapa duit km dapet buat semalam? 1 juta?" Aku menggeleng.
"100 ribu?" Aku menggeleng.
"Ga dapat sama sekali, ya kan?" Aku tau, Tina mengharapkan aku menggangguk. Kuturuti.
Plak! "Jadi memang kamu wanita murahan. Vaginamu gatel kan?!" Tina tiba-tiba memasukkan dildo ke vaginaku, dildo yg permukaannya tidak mulus, ada benjolan2 kecil, lalu sebelum aku siap dia mengocokku.

"...hhaaa...hhhaaaahhh... ha..aahh.." Aku kesakitan karena tidak siap. Kumemohonnya untuk berhenti dengan menggangguk, tapi dia msh melakukannya.
"...hhaaa...haammm...ffhoo....nn....dhhiinn... " Aku meminta sedikit belas kasihan. Tapi Tina msh mengocoknya.
"Kamu pantas menerima ini, bitch!" Tubuhku reflek aku meronta-ronta, kepalaku kutarik ke belakang. Nasibku bertambah buruk, kepalaku terbentur tembok, sementara stik drum di lidahku menyangkut kedua lenganku, semakin menarik lidahku.
"aaaww...!"

Melihat kepalaku terbentur, Tina menghentikan kocokannya. Aku tahu dia terkejut, meski dia tidak mengungkapkannya. Dia mengelus2 kepala belakangku, rupanya dia takut ada hal buruk terjadi.

"Kapok? Makanya, jangan goyang aja". Jujur, ini diluar rencana, dan kepalaku pening sesaat.

"Hei bitch, km msh kuat...?" Kali ini Tina menunjukkan watak aslinya, bahwa memang dia bukan mistress yang ratu tega. Kalimat itu dikatakannya sambil setengah tertawa. Memang Tina sahabat baikku, dia tidak akan mencelakakanku.
Aku menggeleng melihat kesempatan untuk berhenti.

"Ok ok kita stop aza. Tapi kamu kumandiin dulu ya" Dia memasang lipatan handuk pada belakang kepalaku, takut terbentur lagi.

Tiba2 tembakan air mengarah ke mukaku. Lalu ke ketiak, susu, perut. Pahaku dan vaginaku.

"Sebentar-sebentar, kurang seru." TIna menghentikan tembakan air itu, lalu melepas ikatan kakiku. Selanjutnya, kakiku di spread ke agak keatas, aku tahu, dia menggantung kakiku ke kiri dan kanan di tembok. Lalu dia membuka mataku, melepaskan stik drum itu.

Kusadari kini posisiku memamerkan kemaluanku ke Tina. Melihat posisi exotic itu, dia memfotoku. Dan kusadari ternyata Tina sedari tadi sudah telanjang bulat
Kini dia berlutut, lalu menjilati ass ku, lalu vaginaku. Aku tahu Tina amat terlatih dalam menjilat, karena aku suka mengikatnya dalam posisi hogtied, lalu akupaksa dia menjilati ass dan vaginaku. Ketika dia hanya bisa menggerakkan kepalanya dan lidahnya saja, aku sudah berhasil dibuatnya klimax. Apalagi kini aku yang terikat, dan dia bebas bergerak. Aku menggeliat penuh kenikmatan,sementara Tina menyerangku dengan penuh nafsu.

Kina aku bisa menyaksikan bahwa Tina juga terangsang manakala melihatku terangsang. Bisa kutebak, selama dia menyiksaku, dia juga amat terangsang. Tapi kali ini dia sengaja memaximalkan kenikamatan itu kepadaku, sebagai permintaan maafnya rupanya. Sudah seharusnya dia meminta maaf, atau lain kali aku akan berlaku tanpa ampun ke dia.

Jilatannya enak sekali, aku mulai mengerang. Mulutku bergumam tidak karuan, sampai mataku melirik ke pojok, oh sialan ternyata Tina merekamku dengan handycamnya, diatas tripot. Tapi aku tidak sempat protes, karena aku hampir mencapai klimaxku. Perasaan extrem, setelah disakiti dan dihina, kini aku merasakan kepuasan yang meledak-ledak. Tina kanan Tina menggosok2 susuku, sementara tangan kirinya membuka bibir vaginaku,membantu lidahnya.

Aku klimax sekali. Dia masih memberi lebih. Kali ini dia menjilati assku, menghilangkan rasa sakit di situ setelah dia memperkosa assholeku tadi. Sementara jari-jari tangan kirinya mengocok kedalam vaginaku, mengincar g-spotku. Andai tanganku terbebas, aku akan membenamkan wajahnya di selangkanganku. Tapi aku hanya bisa meronta-ronta. Kini kulihat tangan kanannya memasturabasi vaginanya sendiri. Setelah beberapa saat, Tina mencapai klimax disusul aku yang sudah mengalami kepeningan dalam kenikmatan. Nafasku tersengal-sengal.

Lalu dia menyiramku dgn shower, juga tembakan air itu. Kebanyakan diarahkan ke vagina dan anusku. Membuatku mengerang2 keenakan karena tembakan air itu digerak-gerakannya seperti memijat. Cukup intens dia memberi pijatan itu, aku merasakan rangsangan yang luar biasa, tapi mukaku tetap disembur dengan shower,sehingga cukup susah aku mengambil nafas. Dia membiarkanku meronta ronta kecil, mau melihat klimaxku. Tapi aku tidak pernah klimax untuk yang ini.

Setelah itu, Tina menyabuni tubuhku, lalu membilas dan menggosok seluruh tubuhku dgn lembut.
Setelah itu dia mengeringkan tubuhku, melepas semua ikatanku. Dia menghandukiku.
"Tina kamu ternyata nakal sekali" kataku sambil mengeringkan tubuh.
"Hehehe.. Tapi asyik kan?" Kali ini giliran Tina yang mandi dihadapanku. Dia menyirami tubuhnya dgn shower, begitu sexy. Aku bukan lesbian, tapi aku terdorong untuk memeluknya, lalu meraba susunya dan mencium bibirnya.
Tina tidak melawan, dia memberikan lidahnya. hmm... Yah kami mandi sambil beraktivitas seperti lesbian.

"Sekali lagi, Happy Bday Tin."
"Thx ya, km kasih aku pengalaman berharga. Eh Sel, km ga bisa pulang besok ta?" Katanya sambil tersenyum.
"Aku tau arti senyumanmu itu...tidak."
"Please, aku kan baru sekali ini bisa mengikatmu? Please.." katanya memelas. Hehehe...aku merasa memang sih jika diikat oleh Tina ternyata menyenangkan. Aku juga merasakan kenikmatan dalam tiap siksaan dan hinaannya. Tapi aku lelah sekali.Untuk menggodaku, Tina meraba-raba tubuhku, menggosokkan jarinya ke kemaluanku dan tangan satunya meraba susuku. Aku susah untuk menolak.

"Ok ok.. aku akan minta ijin dulu ke ortuku. Kalo mereka ijinkan, km menang. Klo tidak, lupakan. Dan, malam nanti aku cuma mau yg soft aza"
"Asyik! Ok, soft ya. Sekarang sini-sini" Tina langsung mengambil tali tadi yang sudah basah, lalu segera mengikat tanganku ke belakang.
"lho lho..aku harus telpon dulu. Lepaskan aku." Dia tidak peduli, melainkan menggiringku ke kamarnya, lalu menelungkupkan aku di kasurnya. Jujur aku agak enggan melawannya.
"Telpon kan cuma butuh mulut." Tina segera mengikat lagi pergelangan kakiku dan pahaku. Lalu mengeluarkan HP ku dari tasku. Dia menelpon rumahku. Loudspeaker diaktifkan, dia meletakkannya disamping mukaku. "Sekarang km tidak bisa berbohong". Pintar juga.Mamaku menerima telepon.

"Ma, ini Seli. Ma, Seli nginap di tempatnya Tina ya, krn dia ultah nih... Sabtu lagi, besok kan Minggu"
"Lho, km ga bawa baju gitu? Nti mandi pakai apa?"
"er...pakaian dalam aku bawa kok ma. Hehe..emank dah rencana." AKu berbohong, aku tidak bawa pakaian cadangan, selain yang kupakai waktu kesini. Lagipula, aku tidak khawatir akan pakaian, krn rasanya aku tidak akan berpakaian semalaman.
"Besok jgn lupa km harus dah balik sebelum jam 7, ok?"
"Hik..hya maa" Aku sedikit terkejut karena Tina mengikat sikuku. "Tin..sebentar dunk!",aku
berbisik.
"Ya udah jgn lupa makan."
"Oke deh ...maakh.. " Sekali lagi aku agak tersedak, krn Seli mengikat kakiku ke tanganku, membuat aku hogtied dalam posisi yang ototku hampir tidak bisa mengatasinya. Untungnya mamaku tidak tau, ia menutup teleponnya.

"Bicara soal makan, aku sudah lapar nich Tin."
"Rasanya kamu kan tahan lapar? Pokok aku menang sekarang. Aku punya guling baru sekarang.

Boneka baru sekarang. hore" Dasar Tina dia kekanak kanakan sekali.
"Mulutmu emank penuh tipuan Sel. Sekarang Seli yang manis, buka mulutmu." Aku tahu maksudnya, tapi aku tidak melawan. Kubiarkan saja dia berbuat semaunya. Kubuka mulutku, lalu dia menyumpalkan celana dalamnya yang lain yg rupanya bekasnya semalam belum sempat dia cuci pagi tadi. Lalu dia mengikat mulutku dengan tali.
"...hhammmmmfff.." Tina mulai menggosok2kan tanggannya ke susuku. Birahiku mulai bangkit lagi perlahan-lahan.

Jadilah sepanjang malam aku jadi objek kepuasan sexualnya Tina. Tidak ada 'pain' malam itu.

Yah, Tina juga memberi kepuasan kepadaku. Dia msh memberi aku rangsangan, beberapa kali aku

dibuat klimax, meski beberapa kali dia menghentikan sebelum aku klimax, membuat wajahku

menjadi konyol dan memohon-mohon.

Kadangkala dia membuka sumpal pada mulutku, meski dia melarangku untuk berkata apapun.

Tujuannya adalah memaksaku menjilati asshole dan vaginannya. AKu tidak terbiasa, tapi ...yah selalu ada saat untuk yang pertama kali kan?

Aku juga tahu bahwa sesekali cece dari kamar seberang mengintip melalui celah korden kamarnya Tina. Entah sejak jam berapa dia sudah kembali ke kost, sehingga bisa melihat kami. Tapi kali ini, hal itu sudah bukan masalah. kami tertidur setelah kelelahan. Aku dan Tina, berdua dalam keadaan telanjang bulat, berkeringat dan tentu saja 'berlendir'. Bedanya, aku tetap terikat, sementara Tina memelukku seperti gulingnya.